Trend
Jilbab sudah terkenal dikota-kota tertua di Dunia, seperti Mesopotania,
Babilonia, dan asyiria. Jilbab adalah trend busana yang sifatnya
universal, lintas budaya, lintas agama, bahkan lintas generasi. Jilbab
telah dikenal dari era sebelum masehi hingga era millennium. Dari
masyarakat tradisional hingga modern. Artinya Jilbab bukan hanya milik
masyarakat Islam saja, tapi harus jadi peradaban Dunia yang perlu
dihargai dan dilestarikan perkembangannya.
Memakai
Jilbab itu karena kita cinta sama Allah SWT ! wanita itu diciptakan
Allah sebagai perhiasan dari ujung rambut hingga kaki, rahmat pemberian
Allah ini harus dijaga dan disyukuri denmgan baik. Tubuh, pikiran, dan
hati kita ini amanat Allah. Karena itu harus digunakan sesuai kehendak
yang mengamanatkan-Nya, jangan diselewengkan apalagi di Tuhankan. Selain
jilbab perintah Allah dalam Al-Qur’an, ternyata manfaat berjilbab
membuat hati kita lebih tenang dan damai. Nggak ada laki-laki yang usil,
juga keamanan diri kita lebih terjaga. Dalam bersosialisasi pun terasa
lebih nyaman, bahkan kecantikan yang sesungguhnya ada di dalam hati dan
pikiran.
Wanita
berjilbab itu ibarat masakan yang ditutup tutup saji, sedangkan yang
tidak berjilbab, ibarat masakan di pinggir jalan yang dikerumuni lalat.
Dalam lingkup social,
jilbab adalah wujud expresi artistic seseorang. Dalam pakain tersebut,
tersimpan pesan-peasn ideologis sebagai bentuk perlawanan social.
Jilbab dalam lingkup politik
bukan sekedar kewajiban keagamaan. Disana ada fashion, dagangan
politik, persaingan bisnis, komersalisme, sentiment keagamaan, hingga
diskriminasi. Politisi jilbab, dalam aturan yang memaksa. Baik falam
bentuk melarang, atau mewajibkan harus disertai dengan pemahaman tentang
manfaat memakai jilbab. Bukan sekedar aturan agama, tapi hakikat
pakaian jilbab itu sendiri. Sehingga ketika kesadaran masyarakat telah
muncul untuk berjilbab, aturan yang dibuat pemerintah tidak diperlukan
lagi.
Factor external yang mempengaruhi wanita berjilbab :
1. Rasa
aman. Ternyata jilbab memberikan keamanan dan ketenangan bagi yang
memakainya. Dengan jilbab, wanita lebih terjaga dari tindakan asusila.
2. Kesan feminim dan sopan.
3. Menjauhkan diri dari gunjingan dan fitnah orang-orang yang melihatnya.
Faktor Internal yang mempengaruhi wanita berjilbab :
1. Tradisi. Memakai jilbab karena tradisi yang dianut kampunya.
2. Keluarga.
Memakai jilbab karena paksaan orang tua, seandainya ia melepas
jilbabnya, ia akan mendapat hukuman keras dari orang tuanya.
3. Kesadaran diri sendiri.
4. Pengaruh
usia. Ini motivasi para wanita yang telah uzur, disaat fisiknya tidak
lagi menarik. Disaat tubuhnya tidak layak lagi dipertontonkan, disitulah
keinginan menggunakan muncul.
Tiga factor yang dijadikan wanita Indonesia berjilbab :
1. Alasan Teologis. Ketentuan dalam Al-Qur’an.
2. Alasan Psikologis. Factor kebiasaan dan kenyamanan.
3. Alasan Modis. Jilbab seperti ini dipakai untuk menjawab perkembangan zaman.
Dalam Lingkup Budaya. Hakikat
jilbab yang sesungguhnya dalah keindahan. Nilai estetik yang terpancar
dari wanita yang menutup aurat adalah hakikat jilbab. Coba bayangkan!
Lukisan Leonardo Da Vinci, bandingkan dengan gambar wanita telanjang
yang terpampang di Majalah Playboy. Keindahan dalam lukisan Leonardo
lebih abadi, dibandingkan Majalah Playboy yang sesaat menarik karena
membuat horny, kalau tidak horny gambar tersebut berubah menjadi
menjijikkan.
Jilbab adalah pakaian wanita Islam yang bukan sekedar symbol, jilbab adalah pemahaman dan proses.
Jilbab memiliki 3 wilayah besar yang harus ditutupi:
1. Wilayah rambut hingga leher.
2. Wilayah dada hingga perut.
3. Wilayah pinggang hingga kaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar