Blogroll

Rabu, 30 April 2014

Mama, Malaikat Tanpa Sayapku

Sedikit ingin berbagi cerita tentang beliau yang selalu ada dalam hidupku, beliau yang selalu jadi moodboosterku, beliau yang selalu menjadi sahabat disaat sedih, beliau adalah Mama.
Lahir di Lumajang tanggal 2 Agustus 1966, perempuan hebat yang memiliki zodiac Leo ini bernama Nunuk Sarwan. Beliau memutuskan menikah dengan laki-laki tampan bernama Zurfathon yang saat ini menjabat sebagai kepala keluarga di rumah sejak 30 tahun yang lalu, beliau adalah Papa. Memutuskan menjadi Ibu Rumah Tangga di usia yang masih dini sungguh tidak mudah, karena menyita masa mudanya, namun beliau sangat ikhlas menjalaninya. Bukan, bukan karena mereka MBA, tapi mereka memutuskan untuk melaksanakan setengah ibadahnya di usia dini, "biar Papa bisa njaga Mama seutuhnya", ujar laki-laki berkumis itu. 1985, anak pertama lahir dan beliau menganugrahi nama Lyna Febry Annastasya, perempuan cantik nan lemah lembut, dia adalah kakak perempuanku, anak sulung. Di tahun 1988, lahirlah anak kedua yang menyandang nama Shinta Febry Alfantiara. Tidak, mereka berdua tidak kembar, hanya saja lahir ditanggal yang sama, 3 Februari. Sebagai Ibu muda tentu tidak mudah, dengan emosi yang masih labil, Mama dengan telaten mengurus kedua anaknya. Tahun 1995, lahirnya perempuan cantik, yang diberi nama Yofin Aprilia Rizki, iya itu aku, aku lahir tanggal 18 April 1995. Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, aku mulai beranjak remaja, disinilah puncak kenakalanku. Aku sering berbohong kepada Mama tentang apa saja, tapi bukan Mama namanya kalo tidak mencari tahu tentang putri yang masih selalu dianggap kecil ini. Mama adalah tipe orang yang rela berkorban demi anaknya, mungkin Ibu-ibu yang lainpun demikian, tapi tidak ada yang sehebat dan sesuper Mamaku. Beliau tetap sabar mendidikku, menasehatiku (walau kadang sering aku mendengarkan dari telinga kanan lalu keluar ke telinga kiri). Jika kalian menanyakan makanan favoritku, tentu akan ku jawab dengan lantang "masakan Mamaku". Selain pandai mendidik putri-putrinya, beliau juga pandai memasak, ini adalah alasan mengapa Papa jatuh cinta sama Mama, karena rasa masakan yang tidak akan ditemukan di restoran mahal sekalipun, hehe. Mama, aku mencintaimuu dengan sungguh, semoga kelak aku bisa sepertimu, Amin. Love You Mama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar